Minggu, 11 September 2011

Mengapa aku memilih STIKOM?

Tulisan ini saya buat tgl 7 september 2011, namun baru saya posting sekarang..

Pengantar

Dalam menyelesaikan instrument pertanyaan diatas, ada beberapa hal harus kita ketahui terlebih dahulu. Pertama, maksud dari memilih. Kedua, STIKOM sendiri sebagai lembaga pendidikan karir, maka perlu kita ketahui maksud dari lembaga pendidikan karir. Ketiga, memasukkan asumsi diri saya secara pribadi dalam memilih perguruan tinggi. Terakhir, melakukan proses analisis komparasi antara lembaga pendidikan sekaligus memasukkan asumsi pribadi.

Apa itu memilih?

Dalam kamus besar bahasa Indonesia arti leksikal dari kata memilih adalah menentukan, mencari atau memisah-misahkan mana yang baik. Dapat diartikan bahwa memilih adalah proses seseorang dalam menentukan, mencari atau memisah-misahkan mana yang baik menurut dirinya. “Mana yang baik” disini adalah sebuah standart yang ditentukan oleh subyek yang melakukan proses memilih tersebut, oleh sebab itu seseorang yang melakukan proses memilih harus memiliki standar dalam memilih. Standar sendiri akan dijadikan pakem atau pijakan dalam mengkomparasikan atau lebih tepatkan mencocokkan standar tersebut dengan pilihan-pilihan yang ada. Dengan adanya standar maka seseorang yang melakukan proses memilih tidak akan hilang arah. Hal ini penting sekali bagi subyek, sebab hasil output dari proses memilih tersebut akan menentukan proses selanjutnya.
Proses memilih sudah sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, contoh sederhananya kita dalam memilih makanan ketika berada di kantin kampus. Ketika kita beranjak memasuki kantin maka akan terlihat beberapa menu makanan. Secara spontan kita akan menimbang-nimbang makanan apa yang hendak kita pilih. Dalam proses menimbang-nimbang tersebut, secara tidak langsung kita sudah memiliki standar makanan yang hendak kita makan itu seperti apa. Dalam memilih makanan tentunya kita juga memasukkan asumsi pencernaan kita, misalnya perut kita tidak tahan dengan pedas atau tahan dengan pedas, perut kita sedang sangat lapar atau sekedar ingin mengisi perut dengan makanan ringan. Pilihan juga ditentukan budget (uang) dikantong, misalnya saja kita tidak membawa uang berlebih maka jangan memilih makanan yang harganya melebihi uang yang berada dikantong. Proses memilih tersebut berlangsung secara cepat dalam diri kita hingga akhirnya kita menentukan makanan apa yang hendak kita makan.
Contoh riil selainya, Jawa Pos mengadakan kompetisi Clean and Green di kota Surabaya untuk memilih kelurahan mana yang paling bersih dan hijau. Maka untuk menentukan satu kelurahan yang paling bersih diantara puluhan kelurahan yang ada di Surabaya, tim Clean and Green harus menentukan standar kelurahan yang dikatakan bersih hijau itu yang seperti apa. Dari standar inilah, tim Clean and Green melakukan survey ke setiap kelurahan-kelurahan di Surabaya untuk mengkomparasikan antar kelurahan mana yang sesuai dengan standar.
Dari penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa proses memilih memiliki beberapa hal yang dilakukan
1.       Adanya standar, digunakan sebagai pijakan untuk memilih
2.       Adanya pilihan-pilihan atau item-item. Pilihan-pilihan ini adalah obyek yang hendak kita pilih
3.       Adanya proses komparasi antar pilihan-pilihan tersebut
4.       Memasukkan asumsi pribadi dalam proses memilih. Asumsi pribadi harus dimasukkan dalam proses memilih disebabkan proses pemilihan tersebut berkaitan secara langsung dengan diri kita serta hasil dari proses memilih tersebut pun yang akan melakukan selanjutnya adalah diri kita sendiri. Beda lagi jika kita membantu proses memilih orang lain, maka asumsi diri orang tersebut yang akan kita masukkan dalam proses memilih.

Apa itu pendidikan karir?

Setelah kita mengetahui “memilih” itu seperti apa, maka kita beranjak pada obyek yang akan dipilih tersebut. Obyek yang hendak dipilih pada essay ini adalah sebuah lembaga pendidikan karir. Maksud dari lembaga adalah tempat atau institusi. Sedangkan arti pendidikan dalam kamus Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang di usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Maksud dari karir sendiri menurut penulis lebih mengarahkan pada pekerjaan. Maka dapat disimpulkan bahwa maksud dari Lembaga pendidikan karir adalah tempat atau institusi yang didalamnya terdapat proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang di usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan dalam mencapai pekerjaan yang diinginkan. Sederhananya, tempat untuk memperoleh keahlian dalam pekerjaan yang diinginkan atau perguruan tinggi rek.
Memang tidak bisa dipungkiri jika tidak selalu mendapatkan keahlian melalui sebuah institusi, seseorang bisa mendapatkan keahlian secara otodidak. Otodidak sendiri pun juga merupakan proses yang sangat lama jika seseorang tersebut tidak mengetahui bidangnya. Sedangkan jika memperoleh keahlian melalui institusi akan lebih mudah. Hal ini disebabkan sebuah institusi tentunya diisi oleh pengajar-pengajar berpendidikan yang telah menguasai bidangnya. Maka secara otomatis memperoleh keahlian dari sebuah insitusi lebih layak dijadikan pilihan ketimbang memperoleh keahlian secara otodidak. Namun tentunya untuk pengembangan keahlian ke tingkat yang lebih advance lagi, seorang mahasiswa harus membongkar lebih dalam mengenai keahlian dalam bidangnya tersebut. Jika mengandalkan asupan pengetahuan dari institusi maka akan terjadi efek kutu dalam kotak. Kemampuan melompat seekor kutu akan ditentukan oleh lingkungan sekitarnya. Jika seekor kutu terus menerus berada di dalam sebuah kotak maka kemampuan melompat dari kutu tersebut adalah sebatas tinggi dari kotak tersebut. Namun jika seekor kutu tersebut hidup di alam bebas maka lompatan kutu tersebut akan melebihi lompatan kutu yang hidup didalam kotak. Hal ini disebabkan kutu yang hidup di alam bebas dapat sebebas-bebasnya mengeksplor kemampuannya tanpa terbatas oleh aturan-aturan yang ada. Kutu tersebut juga dapat berkompetisi dengan kutu-kutu yang selainnya dalam mencari makan, beradaptasi dengan lingkungan maupun dalam menghadapi pemangsanya. Hal ini pula membuat seekor kutu tersebut menjadi sangat kreatif ketimbang kutu dalam kotak.
Analogi kutu di atas berlaku jika seseorang tersebut hanya mengandalkan institusinya tanpa mau berkembang, namun jika seseorang tersebut mau berkembang maka dia harus memiliki tempat untuk berkembang yang baik. Seperti halnya mahasiswa harus mampu memilih tempat berkembang yang baik untuk mengaktuskan kemampuannya. Pilihan yang tepat dalam memilih tempat berkembang atau perguruan tinggi akan menentukan nasib mahasiswa tersebut di masa yang akan datang. Jika mahasiswa tersebut keliru atau asal-asalah dalam menetapkan pilihan perguruan tinggi maka perkembangan kemampuanya akan statis. Oleh sebab itu, dibutuhkan standar yang baik dalam memilih perguruan tinggi. Standar inilah yang nantinya akan dijadikan pijakan dalam memilih perguruan tinggi. Seperi halnya filosofis memilih yang telah dijelaskan diatas, dibutuhkan sebuah standar yang baik dalam memilih.

Standart memilih perguruan tinggi?

Menurut saya secara pribadi, berdasarkan pengalaman sharing-sharing dengan teman dan rasionalisasi pribadi, standar memilih perguruan tinggi yang baik adalah
1.       Sistem KBM. Sistem KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) menjadi standar yang tertinggi dalam memilih, disebabkan inti dari pembelajaran terletak pada sistem KBM. Perguruan tinggi yang baik adalah perguruan tinggi yang memiliki sistem KBM yang baik.
2.       Kualitas Dosen. Sistem KBM dapat berjalan dengan baik maka dibutuhkan pengajar yang baik.
3.       Fasilitas. Seorang pengajar dapat mengajar atau mendidik dengan baik maka dibutuhkan perangkat pendukung yang baik untuk melakukan KBM. Semakin baik baik perangkat pendukung ini maka semakin ampuh seorang empu dalam mendidik muridnya.
4.       Prestasi. Prestasi disini sebagai pengukuhan pengakuan dari pihak eksternal bahwa perguruan tersebut adalah terbaik. Sesuatu yang baik tidak dapat dikatakan menjadi yang terbaik jika tidak disandingkan dengan yang selainnya dan mendapatkan pengakuan.

Asumsi Pribadi

Asumsi pribadi dimasukkan dalam pertimbangan memilih, disebabkan yang memilihkan saya sehingga saya yang memiliki hak prerogatif penuh dalam menentukan arah masa depan saya, masa sekarang saya hingga arah penulisan ini berakhir. Baiklah, ini asumsi pribadi saya
1.       Secara kemampuan otak pas-pasan
2.       Secara kemampuan biaya juga pas-pasan
3.       Secara kemampuan fisik pas-pasan bahkan sering sakit
4.       Ada minat yang lumayan pada komputer
5.       Memiliki impian yang tidak dapat diremehkan

Perbandingan perguruan tinggi

Nah, pada akhir pembahasan ini kita akan membandingkan perguruan tinggi yang ada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar